Konsep dan penalaran
Manusia dapat memahami hal-hal umum
tentang sebuah objek, atau dapat berpikir tentang hal-hal umum tersebut, karena
manusia dapat menciptakan sebuah konsep. Konsep berasal dari bahasa latin,
yakni dari kata “concipere” yang berarti: mencakup, mengandung, menyedot,
menangkap. Kata ini terbentuk dari kata benda “conceptus” yang berarti cerapan,
bayangan dalam pikiran, pengertian dan tangkapan. Jadi kata konsep berarti
hasil tangkapan intelek atau akal budi manusia.
Akal budi atau intelek (in mind)
merupakan tempat berlangsungnya kegiatan berpikir manusia. Menurut Maritan
(1937), kegiatan akal budi manusia dapat dibagi dalam tiga langkah yang saling
berkaitan. Tiga langkah tersebut adalah :
1. kegiatan akal budi tingkat pertama (the first operation of the mind) yang dinamakan aprehensi sederhana (simple
apprehension) yang menghasilkan terbentuknya konsep atau idea atau gagasan. Aprehensi
sederhana adalah tindakan akal budi yang menangkap atau mengerti sesuatu tanpa
mengiyakan atau menyangkal. Objek material dari aprehensi sederhana adalah
sesuatu hal yang pertama-tama secara langsung tertangkap dalam bentuk lambang
berupa perkataan atau gambar yang mempunyai makna tertentu. Contoh: manusia,
pohon, harimau, kersi, mencubit, terbahak-bahak, tersungkur, ilmu dan
sebagainya.
2. kegiatan akal budi tingkat kedua (the
second operation of the mind) dinamakan keputusan (judgment) yang menghasilkan proposisi. Pada tahap
ini akal budi bertindak mempersatukan dua konsep dengan jalan mengiyakan, atau
memisahkan dua konsep dengan jalan menyangkal. Dalam proses ini salah satu
konsep disebut subjek, dan yang lainnya dinamakan predikat. Kedua konsep ini
dihubungkan dengan jalan disusun sedemikian rupa hingga membentuk sebuah
penilaian. Hasil dari penilaian ini berupa sebuah keputusan. Dalam keputusan
ini dinyatakan bahwa konsep yang satu (predikat) menguyakan atau menyangkal
konsep yang lain (subjek). Contoh: “harimau adalah binatang buas”, terjadi
pengiyaan, yakni konsep “binatang buas” mengiyakan konsep “harimau”. Contoh lain:
“kuda bukan binatang buas”; pada contoh kedua ini terjadi penyangkalan; yakni
konsep “binatang buas” menyangkal konsep “harimau”. Produk dari kegiatan akal
budi tingkat kedua ini dinamakan proposisi (putusan).
3. kegiatan akal budi tingkat ke tiga (the third operation of the mind) yang dinamakan penalaran (reasoning,
rendering) yang menghasilkan argument atau argumentasi. Pada tingkat ini akal
budi melihat atau memahami sekelompok proposisi yang di sebut sebagai proposisi
sntesenden atau sering disebut sebagai premis, dan atas dasar pemahaman itu
akal budi kemudian membentuk sebuah proposisi baru yang disebut proposisi
konsekuen atau kesimpulan. Menyatukan proposisi antesenden dan proposisi
konsekuen merupakan kegiatan dari akal budi yang disebut sebagai penalaran. Keseluruhan
proposisi antsenden dan proposisi konsekuen disebut sebagai argument atau
argumentasi. Istilah “penalaran” merupakan kegiatan akal budi, sedangkan argument
merupakan produk atau hasil dari kegiatan penalaran. Contoh “mamalia adalah
sekelompok binatang melahirkan dan menyusui” dan “sapi adalah binatang
melahirkan dan menyusui” dapat dimunculkan proposisi “sapi adalah mamalia”
sebagai proposisi konsekuennya.
silakan kawan-kawan berkomentar, dan saya mengharapkan saran serta kritikan dari kawan-kawan, karena artikel saya hanya sebatas materi saja, jika kawan-kawan ingin menambahkan, kawan-kawan bisa meninggalkan komentar disini.. EmoticonEmoticon