Pengertian konsep dalam logika

9:51 PM Add Comment


Dalam logika, konsep diartikan sebagai hasil tangkapan manusia mengenai sesuatu objek. Pengertian ini jika diungkapkan dalam bentuk kata atau kata-kata dan disebut “term”. Jika term itu terdiri dari satu kata saja, maka disebut sebagai “term tunggal” misalnya: manusia, kursi, meja, kuda, apel, dan sebagainya dan sebaliknya jika terdiri atas lebih dari satu kata disebut “term majemuk”, misalnya; tarian modern, ketua jurusan, pesawat luar angkasa, dan sebagainya. Term tidak identik dengan kata atau rangkaian kata. Karena sebuah kata dapat digunakan sebagaipengungkapan lebih dari satu konsep. Dan sebuah konsep dapat diungkapkan dengan kata atau sekelompok kata yang berbeda. Misalnya perkataan “genting” dapat menunjuk pada “keadaan darurat atau tegang”, dapat juga menunjukkan konsep “tutup atap rumah yang terbuat dari tanah”.

Cirri-ciri dan luas konsep

Konsep dapat dikatakan juga sebagai perwakilan universal dari sejumlah objek yang memiliki unsure-unsur esensial yang mirip. Jadi konsep menunjuk pada sejumlah objek sehingga objek-objek yang ditunjuk oleh konsep tersebut adalah anggota-anggota dari konsep itu. Setiap konsep selalu mempunyai dua aspek yaitu; Aspek Komprehensi (denotasi) dan Aspek Ekstensi (konnotasi). Komprehensi adalah cirri-ciri atau unsur-unsur yang mewujudkan konsep yang bersangkutan, jadi undur-unsur konstitutif dari objrk tersebut. Misalnya cirri-ciri atau unsur-unsur dari mobil adalah :

Beroda minimal empatBermesin 4 takKekuatan mesin 500cc ke atasMampu mengangkut penumpang minimal dua orangBerbahan bakar minyak 

Contoh lain: unsur-unsur dari konsep serangga :

BinatangMengalami metamorphosisBagian dada beruas tigaSetiap ruas mempunyai kakiBadan terdiri dari tiga bagian yakni; kepala, dada, dan perutMempunyai dua pasang sayapSusunan syarafnya disebut ganglion (system tangga tali) 

Ekstensi adalah sejumlah objek yang tercangkup oleh objek tersebut, misal konsep “manusia” dapat diterapkan pada manusia Indonesia, bangsa india, bangsa china, bangsa yahudi dan sebagainya..

Antara konsep komprehensi dansekstensi berlaku hukum yang menyatakan timbal balik (Vloemans,1985) dengan empat kemungkinan :

- makin bertambah komprehensi makin berkurang ekstensi- makin berkurang komprehensi makin bertambah ekstensi- makin bertambah ekstensi makin berkurang komprehensi- makin berkurang ekstensi makin bertambah komprehensi 

Jenis-jenis term

Term dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:

pembagian term menurut komprehensi- pembagian term menurut ekstensi- pembagian term menurut predikabilia- pembagian term menurut kategori 

Pembagian term menurut komprehensi

Pembagian ini dapat dibedakan berdasarkan lingkungan hakikat dan sifat yang masing-masing dibedakan antara yang konkret dan yang abstrak. Lingkungan hakikat yaitu term yang mempunyai persamaan satuan dalam satu makna tanpa perbedaan tingkatan menurut hakikatnya (semua sama tanpa ada perbedaan tingkatan). Misalnya gedung, pengertian gedung ini menjulang tinggi maupun gedung berlantai satu, semua sama dalam konteks gedung.

Terdapat dua jenis term dalam lingkungan hakikat:

-konteks yaitu menunjuk ke “hal”-nya suaru kenyataan atau apa saja yang berkualitas dan bersiksestensi tertentu, misalnya mawar, kuda, kursi, dan sebagainya.

-Abstrak, yaitu menyatakan kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu, misalnya kemanusiaan, kebenaran, dan sebagainya.

Lingkungan sifat yaitu term yang didalam halnya itu ada perbedaan tingkatan, misalnya, berbadan arti yang terkandung dlaam term ini terdapat perbedaan kekuatan dan kelemahan. Term dalam lingkungan sifat terbagi menjadi:

- Konkret, yaitu menujuk pada sifat suatu kenyataan atau apa saja yang berkualitas dan bereksistensi, misal berindera, bercabang, bertangkai, dan sebagainya.

- Abstrak, menyatakan sifat yang terlepas dari eksistensi tertentu, misalnya kerasionalan, kebijaksanaan dan sebagainya.

Pembagian term menurut Eksisrensi

Berdasarkan eksistensi (cakupan), term dapat dibedakan menjadi term yang bersifat umum dan term yang bersifat khusus. Term umum dapat mencakup hal-hal yang ditunjuk tiada terkecualinya. Term umum dibedakan menjadi :

- universal, sifat umum yang berlaku didalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, misalnya organism, manusia, bangsa, mahsisiwa dan sebagainy

- kolektif, sifat umum yang berlaku didalamnya menunjuk pada suatu kelompok tertentu sebagai kesatuan, misalkan rakyat Indonesia, bangsa india, mahasisiwa UNIGA, dan sebagainya.

Term khusus, yaitu hanya menunjuk sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya satu bagian atau satu hal. Term kuhus dibedakan menjadi:

- Partikular, sifat khusus yang berlaku didalamnya hanya menunjuk sebagian tidak tertentu dari suatu keseluruhan, misal sebagian mahasiswa, beberapa karyawan, dan sebagainya.

- Singular, sifat khusus yang berlaku didalamnya hanya menunjuk pada satu hal atau satu himpunan yang mempunyai satu anggota, nama diri, ketua BEM yang pertama, dan sebagainya.

Dalam logika untuk membedakan umum dan khusus hanya universal dan particular. Kalau dihubungkan antara umum dan khusus atau umum dengan umum, sifatnya relative. Artinya term umum dapat juga menjadi khusus jika dihubungkan dengan term yang lebih luas. Misalnya bangsa Indonesia ini umum, kalau dihubungkan dengan manusia menjadi khusus.

Pembagian term menurut predikabilia

Predikabilia yang dimaksudkan cara menerangkan sesuatu. Terdapat lima jenis predikabilia, dua diantaranya mengenai zat, yakni genus (jenis) dan species (golongan). Tiga lainnya mengenai sifat yaitu diferensia (sifat pembeda), ropium (sifat khusus) dan aksidens (sifat kebetulan). 

- Genus, adalah himpunan golongan yang menunjuka hakikat yang berbeda bentuk, tetapi terpadu oleh persamaan sifat. Misalnya golongan manusia, kera, kerbau, genusnya adlaah hewan. Golongan logika, etika, estetika, metafisika, epistemoloi, genusnya adalah cabang filsafat.

- Species, himpunan sesuatu yang menunjukkan hakikat bersamaan bentuk maupun sifatnya, sehingga dapat memisahkan dari golongan lain. Denotasi species merupakan bagian dari denotasi genus. Misalkan term manusia dan term hewan. Disini manusia merupakan spesies dari genus hewan. Genus itu spesiesnya dapat berupa ekonomi, politik, hukum, kimia, matematika, dan sebagainya.

- Diferensia, adalah sifat pembeda yang menunjukkan hakikat suatu golongan sehingga terwujud kelompok diri. Misalnya term manusia, diferensianya adalah berakal karena spesies dari kuda sapi, cicak, dan sebagainya tidak berakal. Term api, diferensianya adalah panas. Term kursi diferensianya digunakan untuk duduk.

- Propium, adalah sifat khusus sebagai predikat yang niscaya terekat pada hakikat Sesutu diri sehingga dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Sifat khusus ini merupakan kelanjutan dari sifat pembeda yang diluar hakikat, tetapi selalu berhubungan. Misalnya berpolitik, berkehendak bebas, bersifat social.

- Aksidens, adalah sifat kebetulan sebagai predikat yang tidak bertalian dengan hakikat sehingga tidak dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Misalnya berambut pirang, berkulit putih, bergolongan darah O, gemuk untuk term manusia.

Pembagian term menurut kategori

Menurut Aristoteles segala sesuatu mengandung undur-unsur kategoris, dan dalam suatu term terdapat sepuluh kategori yaitu:

- substansi, suatu hal yang terlepas dari hal-hal lainnya, misalnya kursi,meja, rumah,Negara dan sebagainya.

- kuantitas, yaitu suatu sifat yang menunjuk pada pengertian luas dan jumlah atau menunjuk pada banyak sedikitnya substansi. Mialnya besar, kecil, bundar, bulat dan sebagainya

- kualitas, yaitu suatu sifat yang menunjuk pada pengertian artibut substansi. Misalnya bagus, baik, indah, cantik, dan sebagainya.

- relasi, yaitu hubungan antara suatu hunbungan antara suatu hal dengan hal yang lain. Dan terjadinya hubungan itu karena ada sifat yang menghubungkannya. Misalnya atasan, bawahan, bagian, hamba, dan sebagainya.

- aksi, yaitu suatu tindakan dan dengan tindakan tersebut dapat mempengaruhi yang lain. Misalnya menulis, membaca, mengajar, memukul, dan sebagainya.

- passi, yaitu suatu ditindak oleh yang lain atau dipengaruhi oleh yang lain. Misalnya dibangun, tertulis, dilempar, dipukul, dan sebagainya.

- ruang/tempat, yaitu yang menyertai perwujudan dimana sesuatu itu ada. Misalnya di desa, di lemari, di Garut, dan sebagainya.

- waktu, yaitu sesuatu yang menyatakan waktu tertentu. Misalnya kemarin, lusa, sekarang dan sebagainya

- sikap, yaitu suatu keadaan tertentu.misalnya duduk, berdiri, jongkok dan sebagainya.

- keadaan, term suasana tertentu. Misalnya gembira, sedih, sakit, dan sebagainya.

Kegiatan akal budi Dalam Lokgika

5:40 PM Add Comment
Konsep dan penalaran



Manusia dapat memahami hal-hal umum tentang sebuah objek, atau dapat berpikir tentang hal-hal umum tersebut, karena manusia dapat menciptakan sebuah konsep. Konsep berasal dari bahasa latin, yakni dari kata “concipere” yang berarti: mencakup, mengandung, menyedot, menangkap. Kata ini terbentuk dari kata benda “conceptus” yang berarti cerapan, bayangan dalam pikiran, pengertian dan tangkapan. Jadi kata konsep berarti hasil tangkapan intelek atau akal budi manusia.

Akal budi atau intelek (in mind) merupakan tempat berlangsungnya kegiatan berpikir manusia. Menurut Maritan (1937), kegiatan akal budi manusia dapat dibagi dalam tiga langkah yang saling berkaitan. Tiga langkah tersebut adalah :
1. kegiatan akal budi tingkat pertama (the first operation of the mind) yang dinamakan aprehensi sederhana (simple apprehension) yang menghasilkan terbentuknya konsep atau idea atau gagasan. Aprehensi sederhana adalah tindakan akal budi yang menangkap atau mengerti sesuatu tanpa mengiyakan atau menyangkal. Objek material dari aprehensi sederhana adalah sesuatu hal yang pertama-tama secara langsung tertangkap dalam bentuk lambang berupa perkataan atau gambar yang mempunyai makna tertentu. Contoh: manusia, pohon, harimau, kersi, mencubit, terbahak-bahak, tersungkur, ilmu dan sebagainya.

2. kegiatan akal budi tingkat kedua (the second operation of the mind) dinamakan keputusan  (judgment) yang menghasilkan proposisi. Pada tahap ini akal budi bertindak mempersatukan dua konsep dengan jalan mengiyakan, atau memisahkan dua konsep dengan jalan menyangkal. Dalam proses ini salah satu konsep disebut subjek, dan yang lainnya dinamakan predikat. Kedua konsep ini dihubungkan dengan jalan disusun sedemikian rupa hingga membentuk sebuah penilaian. Hasil dari penilaian ini berupa sebuah keputusan. Dalam keputusan ini dinyatakan bahwa konsep yang satu (predikat) menguyakan atau menyangkal konsep yang lain (subjek). Contoh: “harimau adalah binatang buas”, terjadi pengiyaan, yakni konsep “binatang buas” mengiyakan konsep “harimau”. Contoh lain: “kuda bukan binatang buas”; pada contoh kedua ini terjadi penyangkalan; yakni konsep “binatang buas” menyangkal konsep “harimau”. Produk dari kegiatan akal budi tingkat kedua ini dinamakan proposisi (putusan).

3. kegiatan akal budi tingkat ke tiga (the third operation of the mind) yang dinamakan penalaran (reasoning, rendering) yang menghasilkan argument atau argumentasi. Pada tingkat ini akal budi melihat atau memahami sekelompok proposisi yang di sebut sebagai proposisi sntesenden atau sering disebut sebagai premis, dan atas dasar pemahaman itu akal budi kemudian membentuk sebuah proposisi baru yang disebut proposisi konsekuen atau kesimpulan. Menyatukan proposisi antesenden dan proposisi konsekuen merupakan kegiatan dari akal budi yang disebut sebagai penalaran. Keseluruhan proposisi antsenden dan proposisi konsekuen disebut sebagai argument atau argumentasi. Istilah “penalaran” merupakan kegiatan akal budi, sedangkan argument merupakan produk atau hasil dari kegiatan penalaran. Contoh “mamalia adalah sekelompok binatang melahirkan dan menyusui” dan “sapi adalah binatang melahirkan dan menyusui” dapat dimunculkan proposisi “sapi adalah mamalia” sebagai proposisi konsekuennya.

ciri-ciri dalam bahasa

8:05 PM Add Comment

Dalam setiap bahasa selalu terdapat empat unsur pokok sebagai berikut :

SIMBOL, yaitu kata atau frase yang digunakan untuk menyebutkan sesuatu.
OBJEK, yaitu benda yang disebut dengan symbol.
REFERENSI, yakni makna yang menjebatani hubungan antara symbol dan objek yang disimbolkan.
SUBJEK,yaitu individu pelaku yang melakukan atau menciptakan symbol dan menggunakannya pada suatu hal yang khusus.

Semua symbol, yaitu kata-kata atau nama yang digunakan untuk menyebut sesuatu hak biasanya bersifat konvensional. Artinya makna yang dibawanya tergantung pada manusia sebagai subjek. Symbol merupakan wujud dari persetujuan antara subjek yang satu dengan subjek yang lainnya dalam menyebut atau menamai benda-benda, hasil pemikiran dan lain sebagainya. Namun demikian kehadiran atau eksistensi sebuah symbol atau kata tidak sepenuhnya menjamin eksistensi actual benda yang menjadi referensinya. Karenanya, adanya sebuah symbol dalam bahasa yang tidak boleh secara sembarangan dipergunakan untuk membuktikan eksistensi actual objek referensinya.

Bahasa terdiri dari kalimat-kalimat atomic, yaitu pernyataan-pernyataan sederhana dan asli. Pernyataan-pernyataan terdiri dari symbol-simbol atau nama-nama sederhana yang langsung berhubungan dengan objeknya. Peran utama bahasa adalah memberikan gambaran tentang realitas. Bahasa adalah gambar, model atau situasi yang dapat kita alami sendiri secara langsung. Menurut Wittgenstein buah pikiran adalah kalimat yang dengan sensenya. Itu berate bahwa kita tidak mungkin berpikir tanpa menggunakan bahasa sebab buah pikiran atau gagasan hanya terwujud dalam kalimat atau kata. 

lambang-lambang bahasa dalam logika

7:56 PM Add Comment

Komunikasi antar manusia pada dasarnya terjadi dengan menggunakan tanda-tanda. Setiap tanda hanya mempunyai arti tertentu bagi orang yang memahaminya saja. Penentuan arti atau makna dari suatu tanda selalu memerlukan tiga hal (tem). Pertama adalah suatu “tanda” yakni objek atau peristiwa tertentu yang digunakan atau di pahami. Kedua “sesuatu” (objek atau peristiwa lain) yang ditunjuk oleh tanda (objek atau peristiwa yang digunakan sebagai tanda) itu, “sesuatu” itu adalah makna dari tanda itu. Ketiga “penerjemahan”, yakni orang untuk siapa yang pertama yang menunjuk pada yang kedua.

Pada dasarnya tanda-tanda itu dapat dibedakan dalam dua jenis yakni : (1) tanda-tanda alamiah (natural sign) yang berupa gejala-gejala alamiah atau peristiwa alamiah yang mendahului atau mengungkapkan terjadinya peristiwa alamiah lainnya, misalnya udara mendung tanda akan hujan. (2) tanda konvensiona,l ini diciptakan melalui kesepakatan (konvensi) antar manusia yang dapat saja terjadi secara diam-diam. Tanda konvensional inilah yang disebut lambang atau symbol.

Jadi lambang adalah tanda yang diciptakan dan digunakan manusia untuk mengungkapkan sesuatu atau berkomunikasi melalui konvensi baik secara eksplisit maupun secara implisit (diam-diam). Lambang verbal adalah lambang-lambang berupa perkataan-perkataan. Arti yang dimaksudkan dengan sebuah tanda yang ditentukan oleh konteks dimana tanda itu digunakan.

Lambang nonverbal adalah lambang yang tidak berupa perkataan biasa. Lambang nonverbal tersdiri dari dua macam, yakni lambang stenografis dan lambang ilustratif. Lambang stenografis adalah lambang berupa singkatan-singkatan tertentu atau tanda-tanda singkat lainnya, seperti rambu-rambu lalu lintas yang dicerminkan melalui gambar-gambar sebagai pengganti perkataan-perkataan yang secara langsung mengungkapkan apa yang ingin di lambangkan. Dalam ilmu pengetahuan, lambang stenografis juga digunakana untuk mengungkapkan gagasan-gagasan majemuk secara ringkas, misalnya dalam matematika atau fisika. Lambang ilustratif adalah tanda bagi suatu objek tertentu dengan menunjukkan suatu contoh konkret tanpa memberikan identitas yang jelas. Tujuamnnya adalah untuk membuktikan sesuatu dengan memberikan contoh konkret.

fungsi bahasa

fungsi bahasa

8:33 PM Add Comment

Bahasa yang di pergunakan dalam komunikasi pada hakekatnya adalah suatu system lambing. Irving M. copi (1990) dalam bukunya Introduction to logic mengemukakakn bahwa sebagai sarana komunikasi, bahasa mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu ;

Fungsi ekspresif
Yakni untuk menyampaikan perasaan. Ucapan yang bersifat ekspresif ini tidak dapat di kualifikasikan benar atau salah.

Fungsi informatif
Yakni untuk menyampaikan informasi. Dalam hal ini bahasa itu digunakan untuk membenarkan (mengiyakan, to affim) atau menyangkal suatu proposisi (pernyataan tentang sesuatu) atau mengemukakan suatu arggumen. Dalam konteks ini perkataan ”informasi” itu juga mencakup pengertian “misinformasi” , jadi meliputi proposisi yang benar maupun yang salah, argument yang tepat maupun yang tidak tepat. Pernyataan informative ini dapat dikualifikasikan benar atau salah.

Fungsi direktif/praktis
Yakkni fungsi untuk memerintah. Bahasa atau ucapan yang di gunakan secara direktif, jika bertujuan untuk  mengakibatkan atau mencegah dilakukannya perbuatan tertentu. Wujudnya dapat berupa perintah maupun permintaan. Pernyataan yang bersifat atau berbentuk imperative (direktif)  ini tidak dapat di kualifikasikan benar atau salah.

Fungsi performatif
Yakni fungsi untuk menunjukan realisasi apa yang dikatakan. Contoh: kepala desa dalam acara pesta rakyat berkata,”Dengan mengucapkan bismillahirahmanirahim, acara pesta rakyat dinyatakan dibuka,” sambil memukul gong tiga kali.

Fungsi seremonial
Dalam hal ini bahasa digunakan dalam pergaulan sehari-hari, persahabatan, kekerabatan, maupun keramah-ramahan dalam hubungan antara anggota masyarakat. Dalam hal ini fungsi bahasa dapat memperluas hubungan manusia dalam kehidupan social kemasyarakatan. Bentuknya misalnya, sapaan dan teguran ramah.

Fungsi logis
Bahasa dipergunakan untuk membuat penalaran, analisis, penjelasan, serta penyelesaian masalah atau argument. Bahasa dalam fungsi ini di perngunakan untuk melakukan pembuktian benar salahnya sebuah pernyataan/keputusan.
bahasa dan logika

bahasa dan logika

8:24 PM Add Comment


Bahasa adalah produk manusia yang paling besar. Tanpa bahasa secara praktis isi produk-produk manusia tidak akan terwujud. Pada dasarnya bahasa merupakan bentuk verbal dari pikiran menusia. Manusia dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa dapat di definisikan sebagai rangkaian symbol-simbol yang dapat di pergunakan untuk mengkomunikasikan gagasan, pendapat, serta perasaan orang kepada orang lainnya.

Sejarah penggunaan bahasa pada umumnya tidak pernah benar-benar lengkap dan sempurna. Hal ini berhubungan erat dengan pengetahuan tentang manusia dan tidak akan pernah lengkap sejauh cerita tentang manusia tidak pernah mencapai kesempurnaannya. Sebagai contoh kata koszonom dalam bahasa yang dipergunakan bangsa dari eropa timur sebagai pola suara untuk mengungkapkan ucapan terima kasih juga merupaka pola visual yang terdiri dari rangkaian bunyi k-o-s-z-o-n-o-m. demikian juga dengan pola suara hatur nuhun dalam bahasa sunda serta pola visualnya h-a-t-u-r-n-u-h-u-n.

Hubungan logika dengan psikologi, bahasa dan metafisika
a. logika dan Psikologi
psikologi mempelajari perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif di dalam jiwa. Psikologi memberikan keterangan mengenai  sejarah perkembangan berpikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membingbing akal untuk berpikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berpikir sebagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berpikir. Disinilah letak hubungan antara psikologi dan logika.

b. logika dan bahasa
bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi hati atau pikiran seseorang sehingga dengan bahasa orang lain dapat mengerti tentang isi hati atau pikiran yang disampaikan, misalnya melalui bahasa isyarat, tertulis ataupun lisan. Jadi bahasa adalah alat untuk berkomunikasi.
Ilmu bahasa menyajikan kaidah-kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika menyajikan tata cara dan kaidah berpikir secara benar dan lurus.oleh karena itu keduanya saling mengisi.
Bahasa  yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar setiap orang untuk berpikir logis. Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir logis tanpa memiliki pengetahuan bahasa yang baik maka seseorang tidak akan dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain.

c. logika dan metafisika
memtafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat realitas. Hakekat realitas dapat dicari dan ditemukan dalam sesuatu yang tampak atau nyata. Teori dalam metafisika menyatakan bahwa kenyataan kebenaran/hakekat realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi berada di balik yang tampak.
Dalil-dalil, hokum-hukum dalam logika metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang menjadi hakekat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut. Dengan demikian bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan hukum-hukumnya. Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis semakin dapat dipertanggung jawabkan karenanya, kebenaran logis mendekat pada hakekat realitas (widisuseno, 1995)

tokoh-tokoh dan manfaat logika dalam kehidupan

9:48 PM 2 Comments


    Add caption
     TOKOH-TOKOH LOGIKA

    A.   Aristoteles (384-322 SM): mempelopori perkembangan logika sejak awal.
    B.    Boethlus (489-524 M): menterjemahkan buku logika dari bahasa yunani ke bahasa latin.
    C.    Al-Farabi (873-950 M): menterjemahkan karya aristoteles secara menyeluruh menjadi 4 judul buku : Kutubul manthiqil-tsamaniat: Muqaddamat Isaguji Allati Wadha’aha Purpurius; Risalat-filmanthiqi, al-qaulu fi saraaitil-yaqini (merumuskan syarat-syarat kombinasi dari Aristoteles) dan Risalat filQias, fushulun Yatalju ilaiha fi shina’atil-Manthiki (membahas bentuk-bentuk silogisme dan merumuskan persyaratan berdasarkan buku Aristoteles).
    D.   Joan stuart Mill : mempertemukan system induksi dengan system deduksi
    E. George Boole dan Augustus de Morgan : menggunakan symbol-simbol dalam analisis matematis secara luas dan de Morgan mengembangkan tentang relasi dan negasi
    F.      John Venn : menyempurnakan analisis logis dari Boole dengan merancang diagram lingkaran yang kemudian dikenal dengan diagram Venn untuk menggambarakan hubungan-hubungan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari silogisme

    Guna dan mamfaat Logika

    Beberapa kegunaan mempelajari  logika adalah :
    1.      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren;
    2.      Meningkatkan kemapuan berpikir secara abstraj cermat dan objektif;
    3.      Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri;
    4.      Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan (Rapar,1960 manfaat teoritis : sebagai ilmu menyejikan dalil-dalil, hokum berpikir logis dan mengajarkan berpikir yang seharusnya.
    Manfaat praktis: akal semakin tajam dan tinggi kemampuannya (kritis) dalam hal imajinasi logis. Imajinasi logis adalah kemampuan akal untuk menggambarkan kemungkinan terjadinya sesuatu sebagai keputusan akal yang benar dan runut (konsisten)

    5. PEMBAGIAN LOGIKA

    Menurut The Liang Ghie (1980) logika dapat dikatagorikan menjadi lima macam yaitu :

    a.       Logika makna luas dan logika makna sempit. Logika dalam makna sempit semakna dengan logika dedutif atau logika formal, sedangkan dalam arti luas pemakaiannya mencakup kesimpulan dari berbagai bukti dan bagaimana system-sistem penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan logika itu sendiri.

    dalam arti luas logika juga dapat dipakai untuk menyebut tiga cabang filsafat sekaligus :
    a. asas paling umum mengenai pembentukan pengertian inferensi, dan tatanan (logika formal dan simbbolis)
    b. sifat dasar dan syarat pengetahuan terutama hubungan antara budi dengan objek yang diketahui, ukuran kebenaran, dan kaidah-kaidah pembuktian (epistomologi)
    c. metode-metode untuk mendapatkan pengetahuan dalam penyelidikan ilmiah (metodologi)

    b.      Logika deduktif dan induktif.
    logika deduktif adalah logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang menurunkan kesimpulan sebagai keharusan dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Logika  induktif adalah bentuk penalaran atau penyimpulan yang berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah kecil hal atau anggota suatu himpunan untuk tiba pada suatu kesimpulan yang diharapkan berlaku umum untuk semua hal, atau seluruh anggota himpunan itu, tetapi sifat kesimpulannya hanya boleh jadi saja.

    c.       Logika formal dan Logika Material
    logika formal mempelajari asas atau aturan atau hokum-hukum berpikir yang harus di taati, agar orang dapat berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Logika formal sering juga disebut dengan logika minor. Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal, serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis yang sesungguhnya, disebut juga sebagai logika mayor. Saat ini logika formal dikenal sebagai ilmu yang mengandung kumpulan kaidah-kaidah cara berpikir untuk mencapai kebenaran.

    d.      Logika Murni dan Logika Terapan
    logika murni (pure logic) adalah ilmu tentang efek terhadap anti terhapad pernyataan dan sebagai akibatnya terhadap kesahan dari pembuktian dari sebagian dan segi dari pernyataan dan pembuktian, kecuali arti-arti tertentu dari istilah yang termuat didalamnya (The Liang Ghie, 1980). Logika terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam cabang ilmu, bidang filsafat dan juga dalam pembicaraan yang mempergunakan bahasa sehari-hari.

    e.       Logika Filsafat Dan Logika Matematik
    logika filsafat dapat digolongkan sebagai suatu ragam  atau bagian logika yang masih berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat. Logika matematik merupakan ragama logika yang menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan metode mathematic serta bentuk lambing yang khusus dan cermat untuk mengghindarkan makna ganda atau kekeburan yang terdapat dalam bahasa biasa.




    dasar-dasar logika di lingkungan fikom uniga

    9:30 PM Add Comment
    Add caption
    1.Pengertian logika

    Dalam bahasa sehari-hari perkataan “logika” atau “logis” menunjuk pada cara berpikir atau car hidup atau sikap hidup tertentu, yakni masuk akal, yang “reasonable”, yang wajar, yang beralasan atau berargumen, yang ada tasionya atau hubungan rasionalnya yang dapat dimengerti (walaupun belum tentu disetujui atau benar atau salah). Dalam arti teknis atau ilmiah, perkataan logika menunjukan pada suatu disiplin. Yang dimaksud “disiplin” disini adalah “disiplin ilmiah”, yakni kegiatan intelektual yang dipelajari untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam bidang tertentu secara sisitematik-rasional terargumentasi dan terorganisasi yang terikat atau tunduk pada aturan-aturan prosedur (metode tertentu).

    Perkataan logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa yunani yang berhubungan dengan kata benda logos, berarti pikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran. Hal ini membuktikan bahwa ternyata bahwa ada hubungan yang erat antara pikiran dan perkataan yang merupakan pernyataan dalam bahasa. A.A Luce (1957:1) mengatakan bahwa “logos” berarti wacana (discourse). Jadi “pikiran” dan “kata” mempunyai hubungan yang erat, artinya bahwa bahasa berkaitan erat dengan pikiran. Cara orang berbahasa mencerminkan caranya berpikir dan jalan pikirannya. Jadi secara etimologikal, logika berarti ilmu atau disiplin ilmiah yang mempelajari (jalan) pikiran yang dinyatakan atau diungkapkan dalam bahasa.

    2. OBJEK LOGIKA

    Semua disiplin tentu saja mempunyai objek studi. Pengertian objek studi ini dibedakan dalam dua jenis, yakni objek material dan objek formal. Objek material adalah segala sesuatu yang dipelajari manusia secara rasional dan sistematis. Objek material ini meliputi alam semesta dengan segala isinya, termasuk manusia. Jadi, pada dasarnya objek material dari semua disiplin adalah sama. Yang membedakan suatu disiplin dari yang lainnya adalah objek formalnya. Objek formal adalah objek material dipandang dari sudut tertentu, yakni dari sudut atau konteks  suatu pertanyaan-pertanyaan ini serta dengan menggunakan metode tertentu. Dengan kata lain objek formal adalah salah satu aspek atau frase dari objek material yang dipelajari dari sudut pandang tertentu dengan cara tertentu.

    Logika merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari kegiatan berpikir manusia. Jadi, objek studinya adalah kegiatan berpikir bukan prosesnya.

    Objek material dari logika adalah kegiatan berpikir yang dipelajari juga oleh etismologi, Psikologi dan Antropologi. Secara teknis yang dimaksud dengan berpikir adalah proses rohani atau kegiatan akal budi yang berada kerangka bertanya dan berusaha untuk memperoleh jawaban.

    Manusia pada dasarnya hanya akan berpikir secara sungguh-sungguh jika dihadapkan pada factor atau suatu hal yang memaksa dia untuk berfikir. Factor-faktor yang memaksa manusia untuk berpikir antara lain adalah :
    ·         Jika pertanyaan atau pendiriannya dibantah oleh orang lain (atau dirinya sendiri)
    ·    Jika dalam lingkungannya terjadi perubahan secara mendadak, atau terjadi peristiwa yang tidak diharapkan.
    ·         Jika ia ditanya;
    ·         Dorongan rasa ingin tahu (curiosity,nieuwsgerigheid)

    3. ISTILAH-ISTILAH DALAM BERPIKIR

    Berpikir reflesife : merupakan usaha untuk memcahkan suatu masalah secara ekspilit dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan serta berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu yang keseluruhannya diarahkan untuk memcahkan masalah.
    Berpikir terarah : adalah kegiatan berfikir yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang terus menerus menjadi pusat perhatian.
    Berpikir praktikal : adalah kegiatan berpikir yang ditujukan untuk mengubah keadaan atau situasi.
    Berpikir teoritikal : adalah kegiatan berpikir yang ditujukan untuk mengubah pengetahuan, menjadi untuk memperoleh, menambahkan atau memperbaiki pengetahuan.

    Objek formal dari logika adalah bentuk-bentuk atau pola-pola kegiatanberpikir manusia dan struktur kombinasi pernyataan-pernyataan secara formal. Bentuk atau pola berpikir dan struktur kombinasi pernyataan-pernyataan itu merupakan adanya aturan-aturan tertentu. Kegiatan berpikir yang lurus atau tepat adalah kegiatan berpikir yang berlangsung sesuai dengan aturan-aturan itu. Dengan kata lain objek formal dari logika adalah bentuk atau pola berpikir berupa struktur formal kombinasi pernyataan-pernyataan.

    Logika merupakan bagian-bagian dari filsafat yang mempelajari metode-metode, asas-asas, aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk dapat berpikir secara tepat, lurus,benar, dan jernih dengan tujuan untuk :
    Ø  Membedakan cara berpikir yang tepat dari yang tidak tepat
    Ø  Memberikana metode dan teknik untuk menguji ketepatan cara berpikir
    Ø  Merumuskan secara eksplisit asas-asas berpikir yang sehat dan jernih.